Sebuah kesaksian yang disampaikan oleh seorang wartawan Israel, Gad'on Levy, dalam sebuah makalahnya di harian Israel Ha'aretz memberikan data akurat tentang kejahatan dan penindasan terencana Israel terhadap tempat-tempat suci di Palestina. Dalam makalahnya itu, Levy mengatakan:
Bersamaan dengan berdirinya entitas Yahudi Israel di Palestina, bersamaan itu pula mereka mulai menodai nilai-nilai bangsa lain. Tidak kurang dari 400 desa Palestina diporak-porandakan pada tahun 1948. Padahal ke-400 desa tersebut didalamnya ada 400 buah masjid yang juga ikut dihancurkan dan 400 buah gereja milik orang Nasrani tak luput dari kekejaman Israel tersebut. Israel tidak meninggalkan jejak sejarah apapun di desa-desa tersebut dan kuburan yang ada didalamnya dibongkar. Sedangkan masjid, ada yang dihancurkan dan ada yang dikotori.
Bahkan Israel tidak membiarkan bagian kecil dari kebebasan ibadah untuk dapat dirasakan oleh para penduduk desa-desa tersebut. Beberapa waktu lalu saja, pihak pemerintah kolonial Israel menutup Masjid At-Talabeah Lama di kota Yafa. Masjid tersebut adalah satu-satunya masjid yang masih ada di sana sejak penarikan pasukan Salib. Dalam harian lokal Tel Aviv disebutkan bahwa umat Islam, yang baru-baru ini menunaikan shalat di dalam masjid tersebut, merubah kehidupan para seniman sensitif Yahudi menjadi neraka 'jahannam'. Riuh redam suara shalat umat Islam itu mengganggu ketenangan mereka, maka sebagai balasannya adalah masjid tersebut ditutup.
Di sebelah utara desa itu, tepatnya di desa pertanian, Ben Ami di Jalel Barat, pihak pemeriktah kolonial Israel, beberapa pekan lalu, merobohkan satu-satunya masjid yang masih tersisa di desa yang porak-poranda tersebut. Aksi itu dipicu oleh keberanian penduduk desa melakukan shalat di dalam masjid. Namun pihak kolonial Israel mengklaim bahwa peristiwa perobohan masjid itu bernuansa politik dan akan membahayakan bagi eksistensi Yahudi di sana. Namun pemukiman radikal yang dibangun di kuburan Nabi Yusuf, bukan termasuk kegiatan politik praktis!??
Aksi penghancuran dan pengotoran tempat-tempat suci itu tidak hanya berhenti pada tahun 1948 saja, bahkan setelah tahun 1967, penjajah Israel memporak-porandakan puluhan desa di Golan. Israel tidak meninggalkan bekas tempat-tempat suci satu pun di desa-desa tersebut. Sedangkan pondasi-pondasi masjid yang masih tersisa, itu telah rusak dan kotor. Hingga akhirnya masjid-masjid lainnya yang ada di daerah itu berubah fungsi, ada yang berubah menjadi restoran makanan, klinik kesehatan atau dibiarkan rusak begitu saja tanpa diperbaiki. Kalau hal serupa ini dilakukan oleh seseorang di sebuah tempat di dunia, terhadap peninggalan sinagog atau kuburan Yahudi, maka tentulah Israel dan Yahudi internasional berang dan 'kebakaran jenggot'.
Berkat Tauge
8 years ago
0 comments:
Post a Comment
Silahkan comment di sini ya...